Sedang memerlukan contoh jurnal MOOC PPPK agenda 123? Salah satu tugas nan didapat dalam training MOOC bagi calon maupun pegawai PPPK adalah menyusun jurnal refleksi dari setiap agenda pembelajaran.
Melalui jurnal ini, peserta tidak hanya diminta untuk menuliskan kembali isi materi, tetapi juga menunjukkan pemahaman, sikap, dan rencana penerapan nilai-nilai nan dipelajari selama pelatihan. 📖
Bagi nan sedang alias bakal memulai mengerjbakal tugas tersebut, Mamikos telah menyedibakal contoh jurnal MOOC PPPK agenda 123 beserta langkah membuatnya, nan bisa dijadikan panduan. 💻
Cara Membuat Jurnal MOOC PPPK
Agar jurnal MOOC PPPK terlihat rapi, sistematis, dan mudah dipahami, maka jurnal nan dibuat kudu mengikuti struktur dasar nan jelas. Berikut struktur jurnal MOOC PPPK dan langkah membuatnya nan bisa jadi referensi saat Anda mulai menulis versimu sendiri.
1. Tema alias Agenda Pelatihan
Bagian pertama berisi titel alias nama agenda nan sedang Anda bahas. Sebutkan secara komplit agar pembaca tahu topik nan Anda rangkum. Misalnya: “Agenda I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara.”
2. Rangkuman Materi
Setelah mencantumkan agenda, lanjutkan dengan menuliskan inti dari materi nan Anda pelajari. Gunbakal style bahasa sendiri, bukan menyalin dari modul. Pilih poin-poin nan menurutmu paling krusial dan relevan dengan tugas sebagai ASN alias PPPK.
3. Refleksi Pribadi
Inilah bagian nan paling individual dan bernilai. Ceritbakal apa nan Anda rasbakal selama mengikuti pembelajaran, pemahkondusif baru apa nan Anda peroleh, serta gimana materi tersebut memengaruhi langkah berpikirmu.
Misalnya, Anda bisa menulis tentang perubahan pandangan terhadap pelayanan publik, semangat bela negara, alias pentingnya integritas dalam bekerja. Semakin jujur dan otentik refleksinya, semakin kuat kesan jurnalmu.
4. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan)
Terakhir, tuliskan langkah konkret nan bakal Anda lakukan setelah memahami materi pelatihan. Bagian ini menunjukkan bahwa Anda tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga siap menerapkannya di bumi kerja.
Misalnya, “Setelah memahami materi tentang Pelayanan Publik, saya berkomitmen untuk lebih aktif memberikan info nan jelas dan ramah kepada masyarakat.”
Contoh Jurnal MOOC PPPK Agenda 123
Selanjutnya, setelah tadi mempelajari struktur dan langkah membuatnya, di bagian ini terdapat contoh jurnal MOOC PPPK agenda 123 komplit sesuai dengan materi nan telah diberikan.
Seperti apa, yuk, simak contoh jurnal MOOC PPPK di bawah ini:
Contoh Jurnal MOOC PPPK Agenda 1
Agenda 1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan merupbakal langkah pandang bangsa Indonesia terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan mengutambakal semangat persatuan dan kesatuan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsep ini menumbuhkan kesadaran bahwa setiap penduduk negara mempunyai tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI.
Menurut Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, wawasan kebangsaan menjadi pedoman dalam mengelola kehidupan bangsa agar setiap kebijbakal dan tindbakal tetap berpijak pada rasa cinta tanah air dan komitmen menjaga kesatuan wilayah Indonesia.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia juga mencerminkan tumbuhnya semangat kebangsaan. Beberapa tonggak krusial dalam sejarah nasional antara lain:
- 20 Mei 1908, berdirinya Boedi Oetomo nan menjadi awal kebangkitan nasional.
- 25 Oktober 1908, terbentuknya Perhimpunan Indonesia di Belkamu nan memperjuangkan kemerdekaan di tingkat internasional.
- 30 April 1926, digelarnya Kongres Pemuda I nan mempertemukan beragam organisasi pemuda dari seluruh Nusantara.
- 27–28 Oktober 1928, diselenggarakannya Kongres Pemuda II nan melahirkan Sumpah Pemuda.
- 1 Maret 1945, dibentuknya BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
- 7 Agustus 1945, berdirinya PPKI sebagai langkah akhir menuju proklamasi kemerdekaan.
Selain itu, bangsa Indonesia juga mempunyai empat konsensus dasar, ialah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Bersama dengan bendera, bahasa, lperiode negara, serta lagu kebangsaan, semuanya berfaedah sebagai simbol pemersatu dan identitas nasional.
Jika dalam pemerintahan,maka negara berfaedah untuk melayani, mengayomi, dan memberdaybakal masyarakat. Tujuan utamanya adalah melindungi seluruh bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berkedudukan aktif menciptbakal perdamaian dunia.
Semua itu mengarah pada cita-cita luhur untuk mewujudkan Indonesia nan merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
2. Nilai-Nilai Bela Negara
Bela negara merupbakal tekad, sikap, dan tindbakal penduduk negara dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa, nan dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air. Nilai-nilai ini bukan sekadar slogan, melainkan pedoman moral dan tindbakal nyata nan kudu dihayati setiap penduduk negara.
Lima nilai utama bela negara meliputi:
- Cinta tanah air
- Kesadaran berbangsa dan bernegara
- Kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologi negara
- Rela berkorban untuk bangsa dan negara
- Kemampuan awal bela negara
Implementasi nilai bela negara juga tampak dalam peran ASN sebagai pelaksana kebijbakal publik, pelayan masyarakat, serta perekat dan pemersatu bangsa. Tak heran, setiap tanggal 19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara untuk meneguhkan semangat tersebut.
3. Analisis Isu Kontemporer
Dalam menghadapi perubahan zkondusif nan cepat, setiap penduduk negara perlu mempunyai beragam modal strategis, seperti:
- Modal intelektual
- Modal emosional
- Modal sosial
- Modal ketabahan
- Modal etika/moral
- Modal kesehatan
Beberapa rumor kontemporer nan tetap menjadi tantangan bangsa antara lain korupsi, penyalahgunaan narkoba, terorisme dan radikalisme, pencucian uang, perang proxy, hingga kejahatan di bagian komunikasi massa.
Pemahkondusif terhadap isu-isu tersebut menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran publik dan mencari solusi nan konstruktif.
4. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara mencerminkan kondisi seseorang nan siap secara fisik, mental, dan sosial dalam menghadapi beragam situasi. Sikap ini didasari rasa ikhlas, rela berkorban, dan cinta mendalam terhadap NKRI berasas Pancasila serta UUD 1945.
Salah satu corak nyata dari kesiapsiagaan ini adalah Aksi Nasional Bela Negara, ialah sinergi seluruh komponen bangsa untuk menghadapi beragam anckondusif dan tantangan dengan semangat persatuan.
Setiap perseorangan diharapkan mempunyai kesehatan jasmani dan mental nan baik, kesiapsiagaan moral, serta menjunjung tinggi etika dan etiket dalam menjalankan perannya sebagai penduduk negara.
Contoh Jurnal MOOC PPPK Agenda 2
Agenda 2.Nilai-Nilai Dasar PNS
A. Berorientasi Pelayanan
Salah satu nilai utama nan kudu dimiliki oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah berorientasi pada pelayanan. Prinsip ini menekankan bahwa tujuan akhir dari birokrasi pemerintah adalah memberikan jasa publik nan berbobot dan memenuhi angan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan visi Reformasi Birokrasi 2010–2025 nan tertuang dalam Perpatokan Presiden Nomor 81 Tahun 2010. Dalam arsip tersebut disebutkan bahwa arah reformasi birokrasi adalah mewujudkan pemerintahan bergengsi bumi dengan pelayanan publik nan unggul, efisien, dan berintegritas.
Berdasarkan Undang-Undang tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik diartikan sebagai serangkaian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan perpatokan perundang-undangan, baik berupa barang, jasa, maupun pelayanan administratif nan disedibakal oleh penyelenggara layanan.
ASN mempunyai nilai dasar nan berorientasi pelayanan dan dapat diwujudkan melalui perilsaya seperti:
- Menjunjung tinggi etika nan luhur,
- Memiliki keahlian menjalankan kebijbakal dan program pemerintah secara efektif,
- Memberikan pelayanan publik dengan jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, serta mengedepankan kesantunan.
Menurut Djamaludin Ancok dkk. (2014), perilsaya nan mencerminkan pelayanan prima di antaranya:
- Menyapa dan memberi salam dengan ramah,
- Menunjukkan senyum nan tulus,
- Bekerja dengan sigap dan tepat waktu,
- Mendengarkan masyarakat dengan sabar dan aktif,
- Menjaga penampilan nan rapi dan profesional,
- Menjelaskan proses pelayanan dengan jelas,
- Mengucapkan terima kasih atas setiap interaksi,
- Menghargai rekan kerja layaknya pelanggan, dan
- Mengingat nama pengguna sebagai corak penghormatan.
Dari penjabaran tersebut, ASN idealnya bisa menampilkan pelayanan nan ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
Ramah berarti menyambut masyarakat dengan sikap positif dan sopan, cekatan berarti bekerja sigap dan tepat waktu, solutif berarti bisa membantu masyarakat memilih jasa terbaik, dan dapat diandalkan berarti menyelesaikan tugas secara tuntas dengan penuh tanggung jawab.
Selain itu, meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat membikin standar pelayanan publik juga ikut naik. Masyarakat sekarang menuntut jasa nan lebih cepat, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan nan semakin beragam.
Oleh lantaran itu, ASN perlu terus berpenyesuaian dan memperbaiki kualitas pelayanannya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
B. Akuntabel
Nilai akuntabilitas menjadi dasar krusial bagi setiap ASN dalam menjalankan tugasnya. Secara sederhana, akuntabilitas berarti tanggungjawab untuk mempertanggungjawabkan setiap amanah nan diterima, baik secara perseorangan maupun kelembagaan, kepada publik dan negara.
Akuntabilitas bukan sekadar pelaporan, tetapi juga mencerminkan sikap profesional, adil, dan berorientasi pada hasil. Setiap ASN dituntut bekerja dengan transparan, jujur, dan berintegritas agar keahlian pemerintah dapat dipercaya oleh masyarakat.
Dalam praktiknya, akuntabilitas mencakup beberapa aspek utama seperti tujuan, peran, prosedur, hubungan kerja, dan kepemimpinan. ASN kudu bisa menunjukkan hasil kerja nan jelas, dapat diukur, serta dilaporkan secara terbuka kepada publik.
Selain tanggung jawab administratif, akuntabilitas juga berangkaian erat dengan etika publik. Etika ini menjadi pedoman moral agar ASN tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga mempunyai kepekaan sosial dan sikap setara dalam melayani masyarakat. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, solidaritas, dan kesetaraan perlu diwujudkan dalam tindbakal nyata.
ASN juga wajib menjaga transparansi info sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Artinya, mereka berkuasa memberikan info kepada masyarakat selama tidak melanggar norma dan tidak menyalahgunbakal info untuk kepentingan pribadi.
Dalam menjalankan prinsip akuntabilitas, ASN kudu menghindari perilsaya curang, koruptif, alias penyalahgunaan wewenang. Setiap tindbakal nan dilakukan kudu didasarkan pada patokan dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral maupun hukum.
Dengan menjunjung tinggi akuntabilitas, ASN tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga teladan nan mencerminkan tata kelola pemerintahan nan bersih, transparan,
C. Kompeten
Dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), setiap ASN dituntut untuk terus mengembangkan keahlian diri agar bisa berpenyesuaian dengan perubahan nan cepat, terutama dalam pemanfaatan teknologi info untuk meningkatkan keahlian organisasi.
Nilai kompeten dalam core values BerAKHLAK menekankan pentingnya keahlian dan profesionalitas. ASN nan kompeten tidak hanya bisa menyelesaikan tugas dengan baik, tetapi juga terus belajar untuk menghadapi tantangan baru, membantu rekan kerja berkembang, serta memberikan hasil kerja dengan kualitas terbaik.
Kompetensi ASN mencakup tiga aspek utama sesuai dengan Perpatokan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017, yaitu:
- Kompetensi Teknis, berupa pengetahuan dan keahlian spesifik sesuai bagian jabatan.
- Kompetensi Manajerial, mencakup keahlian memimpin, mengelola, serta mengambil keputusan strategis.
- Kompetensi Sosial Kultural, meliputi kepekaan dan keahlian berintertindakan dalam lingkungan masyarakat nan beragam.
Dalam pengembangannya, ASN mempunyai kewenangan mengikuti training minimal 20 jam pelaliran bagi PNS dan 24 jam pelaliran bagi PPPK. Pelatihan ini dapat dilakukan secara klasikal maupun nonklasikal, dengan pendekatan nan menyesuaikan hasil pemetaan potensi pegawai melalui nine box talent development.
Selain itu, pengelolaan ASN berdasarkan sistem merit, di mana setiap penempatan, promosi, dan pengembangan pekerjaan didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, serta kinerja, bukan ftokoh primordial seperti suku alias agama.
Tujuannya untuk menciptbakal birokrasi bergengsi bumi (world class bureaucracy) nan profesional, adaptif, dan berkekuatan saing global.
ASN nan kompeten diharapkan mempunyai karakter berintegritas, nasionalis, profesional, berpikiran global, serta bisa berkomunikasi, berjejaring, dan berinovasi secara berkelanjutan.
D. Harmonis
Indonesia adalah bangsa nan majemuk dengan keberagkondusif suku, agama, dan budaya. Keberagkondusif ini merupbakal kekuatan sekaligus tantangan lantaran perbedaan pandangan dapat menimbulkan potensi bentrok jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh lantaran itu, ASN kudu menjadi teladan dalam menjaga keselarasan dan memperkuat persatuan bangsa sesuai semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Sikap selaras dalam nilai BerAKHLAK berarti menghargai setiap orang tanpa memandang latar belakang, bisa membangun lingkungan kerja nan positif, serta mendorong rekan kerja untuk berkembang bersama.
ASN diharapkan menerapkan etika publik nan berdasarkan kejujuran, keadilan, solidaritas, dan kepedulian terhadap masyarakat.
Selain itu, penerapan kode etik ASN menuntut perubahan pola pikir: dari penguasa menjadi pelayan masyarakat, dari berorientasi pada kewenangan menjadi berorientasi pada peranan, serta memahami bahwa kedudukan publik merupbakal amanah nan kudu dijaga.
Dalam lingkungan kerja, budaya selaras dapat diwujudkan melalui komunikasi terbuka, kerja sama nan saling menghargai, serta upaya mengidentifikasi potensi bentrok sejak dini.
ASN nan bisa menjaga suasana kerja kondusif bakal mendorong keahlian organisasi menjadi lebih efektif dan selaras dengan tujuan pelayanan publik.
E. Loyal
Nilai loyalitas bagi ASN tercermin melalui komitmen dalam menepati sumpah kedudukan serta kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, dan pemerintahan nan sah.
ASN nan loyal bakal menunjukkan disiplin tinggi, menaati peraturan, dan menjauhi segala corak pelanggaran, segimana diatur dalam PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Selain itu, loyalitas juga diwujudkan melalui penyelenggaraan tiga kegunaan utama ASN segimana tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2014, ialah sebagai pelaksana kebijbakal publik, pelayan masyarakat, serta perekat dan pemersatu bangsa.
ASN nan memahami serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila bakal bisa menunjukkan loyalitasnya, baik dalam bekerja di lembaga pemerintahan maupun dalam berkedudukan sebagai penduduk negara nan menjaga keselarasan sosial.
F. Adaptif
Menjadi adaptif berarti bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan dengan sigap dan tepat. Dalam konteks ASN, sikap ini krusial agar organisasi tetap relevan dan efektif di tengah dinamika sosial, ekonomi, dan teknologi nan terus berkembang.
ASN nan adaptif dituntut untuk terus berinovasi, berpikir kritis sekaligus kreatif, serta terbuka terhadap langkah kerja baru. Budaya adaptif juga mendorong terciptanya lingkungan kerja nan kolaboratif, saling percaya, dan berorientasi pada hasil.
Melalui karakter adaptif, ASN dapat menjadi penggerak utama transformasi birokrasi menuju pelayanan publik nan modern dan responsif.
G. Kolaboratif
Nilai kolaboratif menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan nan efektif. ASN dituntut untuk bisa berkolaborasi, baik dengan sesama lembaga pemerintah maupun pihak nonpemerintah, demi tercapainya pelayanan publik nan lebih inovatif dan efisien.
Budaya kerja kolaboratif ditumpama oleh keterbukaan, saling percaya, dan tanggung jawab berbareng dalam mencapai tujuan organisasi. ASN perlu membangun komunikasi nan baik, menghargai perbedaan pendapat, serta aktif berkontribusi dalam tim.
Kolaborasi nan sukses tidak hanya menghasilkan keputusan bersama, tetapi juga memperkuat sinergi antarlembaga melalui pertukaran pengetahuan, training bersama, dan saling mendukung dalam penyelenggaraan program.
Contoh Jurnal MOOC PPPK Agenda 3
Agenda III. Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government
A. Manajemen ASN
Dalam sistem pemerintahan Indonesia, terdapat dua jenis Aparatur Sipil Negara (ASN), ialah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Keduanya mempunyai peran krusial sebagai aparatur negara nan bekerja menjalankan kebijbakal pemerintah secara profesional, netral, dan bebas dari pengaruh politik.
Sebagai ASN, setiap perseorangan dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dasar seperti kesetiaan kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, serta pemerintahan nan sah. Selain itu, ASN juga bertanggung jawab menjaga rahasia jabatan, melaksanbakal tugas dengan penuh tanggung jawab, dan menjadi teladan dalam integritas serta etika kerja.
ASN berkedudukan sebagai pelaksana kebijbakal publik, pelayan masyarakat, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam melaksanbakal tugasnya, ASN kudu berpatokan pada Kode Etik dan Kode Perilsaya sebagai pedoman moral dan ahli agar tindbakal mereka tetap sejalan dengan prinsip integritas, transparansi, serta akuntabilitas birokrasi nan bersih dari praktik KKN.
B. Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupbakal bentuk nyata pengabdian ASN kepada masyarakat. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik diartikan sebagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas barang, jasa, dan jasa administratif nan diselenggarbakal oleh lembaga pemerintah.
Secara umum, pelayanan publik dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
- Pelayanan Administratif, nan menghasilkan arsip resmi bagi masyarakat.
- Pelayanan Barang, berupa penyediaan beragam produk alias sarana publik.
- Pelayanan Jasa, seperti jasa pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
- Pelayanan Regulasi, ialah penegbakal norma dan kebijbakal nan mengatur kehidupan masyarakat.
Melayani masyarakat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga corak kehormatan dan tanggung jawab moral ASN untuk menciptbakal masyarakat nan adil, manusiawi, dan sejahtera.
C. Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG) adalah pendekatan kolaboratif antarlembaga pemerintahan untuk mencapai tujuan berbareng melalui sinergi kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Pendekatan ini muncul sebagai respons terhadap tuntutan masyarakat bakal tata kelola pemerintahan nan lebih transparan, efektif, dan berorientasi hasil.
Konsep WoG menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, terutama di tengah tantangan seperti ego sektoral, perkembangan teknologi informasi, serta kompleksitas kebutuhan publik.
Pada pelayanan publik, WoG menempatkan ASN sebagai penyelenggara layanan, masyarakat sebagai penerima manfaat, dan kepuasan publik sebagai ukuran keberhasilan layanan.
Melalui penerapan prinsip Whole of Government, diharapkan tercipta birokrasi nan tidak hanya efisien dan terintegrasi, tetapi juga bisa menghadirkan pelayanan publik nan cepat, responsif, dan berkeadilan.
Penutup
Sampai di sini dulu tulisan Mamikos kali ini, ya. Semoga contoh jurnal MOOC PPPK agenda 123 tadi bisa membantumu dalam menulis tugas nan diberikan.
Kalau Anda memerlukan latihan soal alias materi mengenai PPPK lainnya, jangan ragu untuk mengunjungi blog Mamikos. 📲🌻
5 Contoh Jurnal MOOC PPPK 2025 Agenda 1, 2, 3, Lengkap dengan Isi dan Struktur [Daring]. Tautan: https://www.tribunnews.com/pendidikan/7730716/5-contoh-jurnal-mooc-pppk-2025-agenda-1-2-3-lengkap-dengan-isi-dan-struktur?page=2
Contoh Jurnal MOOC PPPK 2025, Simak Langkah Menyusunnya [Daring]. Tautan: https://www.idntimes.com/life/career/contoh-jurnal-mooc-pppk-2025-00-mm7zv-rwg8l9
Jurnal Mooc Agenda 1 Sampai 3 [Daring]. Tautan: https://id.scribd.com/document/592472687/JURNAL-MOOC-AGENDA-1-SAMPAI-3
Panduan Lengkap Jurnal MOOC PPPK 2025 & Link Unduh! [Daring]. Tautan: https://www.asninstitute.id/panduan-lengkap-mooc-pppk-jurnal/
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah
Kost Bandung Murah
Kost Denpasar Bali Murah
Kost Surabaya Murah
Kost Semarang Murah
Kost Mkepalang Murah
Kost Solo Murah
Kost Bekasi Murah
Kost Medan Murah
6 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·